Lonjakan tajam terjadi ketika Myanmar bersiap untuk mengadakan pemilihan nasional pada 8 November, dengan Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi diperkirakan akan kembali berkuasa.

Suu Kyi dan Presiden Win Myint ditahan Senin (1/2) pagi sebagai bagian dari kudeta, setelah Liga Nasional untuk Demokrasi menang telak dalam pemilihan umum.

Amerika Serikat, Australia, dan Singapura menyatakan keprihatinan besar atas pernyataan keadaan darurat militer dan penahanan sejumlah pimpinan pemerintahan dan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), yang diduga melakukan kecurangan pemilu.

Beberapa tokoh politik Myanmar, termasuk Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan pemimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) lainnya ditahan di tengah meningkatnya ketegangan antara pemerintah sipil dan militer negara itu.

Tentara merebut kekuasaan bulan ini setelah menuduh kecurangan dalam pemilu 8 November yang disapu Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi, menahannya dan sebagian besar pimpinan partai.

Tentara merebut kekuasaan bulan ini setelah menuduh kecurangan dalam pemilu 8 November yang disapu Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi, menahannya dan sebagian besar pimpinan partai.

Nyan Win, seorang anggota senior veteran dan mantan juru bicara partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi  berusia 78 tahun.

Investigasi telah mengungkap lebih dari 11 juta kasus kecurangan dalam pemilihan di mana Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi mengalahkan oposisi yang berpihak pada militer.

Mantan anggota parlemen itu adalah anggota tingkat tinggi pertama Liga Nasional untuk Demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi yang dijatuhi hukuman oleh junta setelah diadili.

NLD telah berulang kali mengesampingkan mencalonkan diri dalam pemilihan, yang belum ada tanggal yang ditetapkan, menyebutnya tidak sah.